Posted by: hikmahs | June 29, 2009

analisa berita lembaga keuangan syariah

Selasa, 23 Juni 2009
:: Gadai Emas BPRS Meningkat

Bisnis layanan gadai emas di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tahun ini mengalami peningkatan. Gadai emas syariah kini menjadi salah satu inovasi produk yang ditawarkan BPRS dalam usahanya menggaet nasabah.

Menjelang tahun ajaran baru sekolah, BPRS Amanah Ummah misalnya, mencatat kenaikan omzet dari gadai emas syariah sebanyak Rp300 juta pada bulan ini dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Tahun ini kita setiap bulannya bisa dropping Rp5,3 miliar, tapi bulan ini naik menjadi Rp5,6 miliar,” kata Direktur BPRS Amanah Ummah, M Abduh Khalid Mawardi, kepada Republika, Senin (22/6).

Jumlah tersebut telah melebihi dari target yang ditetapkan tahun ini dan penyaluran pada 2008 lalu. Tahun ini BPRS Amanah Ummah menargetkan per bulannya Rp5 miliar, sementara di 2008 lalu rata-rata per bulan sebesar Rp3,5 miliar.

Dari jumlah nasabah pun mengalami peningkatan 100 hingga 150 orang. Total saat ini nasabah gadai emas syariah di BPRS Amanah Ummah sebanyak 723 orang. Rata-rata nasabah juga tak berlama-lama dalam menitipkan hartanya dengan rata-rata satu bulan.

Menurut Khalid, kantor pusat BPRS Amanah Ummah yang terletak di Kabupaten Bogor ini relatif tak memiliki pesaing untuk bisnis gadai emas. Namun, di kantor cabang yang terletak di Kota Bogor terdapat cukup banyak pesaing dari bank syariah dan Pegadaian. Meski demikian kantor cabang yang baru launching pada bulan lalu itu telah berhasil mencapai Rp100 juta untuk bisnis gadai emas syariahnya.

“Sebagai strategi layanan gadai emas, kami juga promosi ke pengusaha yang lebih luas,” ujar Khalid. “Dengan layanan gadai emas, pengusaha bisa memperoleh dana dengan lebih cepat ketimbang melalui pembiayaan. Dengan layanan gadai emas dana bisa cair dalam waktu 10 menit, sementara pembiayaan bisa memakan proses hingga dua minggu.”

Khalid menyebutkan, layanan gadai emas syariah selain memiliki keunggulan sesuai dengan prinsip syariah, juga cepat dalam pencairan dana dan hampir tidak ada risiko. Prospek bisnis tersebut, lanjutnya, sangat cerah karena emas lebih praktis serta mudah dalam pengelolaannya.

Tercatat per 22 Juni 2009 BPRS Amanah Ummah memiliki aset Rp49 miliar, pembiayaan Rp40,6 miliar, dana pihak ketiga Rp43,1 miliar dan laba sebelum pajak Rp1,2 miliar. Sementara per Juni 2008 tercatat aset sebesar Rp40,5 miliar, pembiayaan Rp31,5 miliar, DPK Rp35,9 miliar dan laba sebelum pajak Rp889 juta.

Terkait cerahnya prospek bisnis gadaisyariah, BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Parahyangan menargetkan menaikkan volume bisnis gadai emas syariah (rahn) menjadi sebesar Rp5 miliar pada 2010. Saat ini outstanding gadai emas syariah di BPRS HIK Parahiyangan Rp3 miliar dengan perputaran per bulannya Rp1 miliar.

Direktur Utama BPRS HIK Parahiyangan, Yuyu Yuliani, mengatakan peningkatan volume tersebut dilakukan karena melihat bisnis rahn yang sangat menarik dan berkembang di daerah. “Pasar saat ini sudah semakin paham tentang rahn, selain itu SDM juga sudah siap dan ahli sehingga sekarang tinggal meningkatkan volume rahn,” kata Yuyu kepada Republika, Senin (22/6).

Dalam merekrut penaksir emas, BPRS HIK Parahiyangan memberikan pelatihan kepada SDM eksisting dengan narasumber dari Pegadaian. Bagi SDM yang terlihat memiliki potensi dan keahlian menaksir emas pun akan direkrut menjadi penaksir.

Selain memberikan layanan rahn di kantor pusat yang terletak di Cileunyi, Bandung, layanan rahn BPRS HIK Parahiyangan juga terdapat di kantor cabangnya di Cianjur dan kantor kas di Soreang. Saat ini BPRS HIK Parahyangan memiliki aset Rp100 miliar.

Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mendorong BPRS untuk mengembangkan produk gadai emas syariah, termasuk BPRS yang berada di daerah. Saat ini sebagian besar BPRS yang mengembangkan layanan gadai emas berada di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.

Kepala Bidang Pengembangan BPRS Asbisindo, Syahril T Alam, mengatakan kurangnya BPRS di daerah yang mengembangkan layanan gadai emas syariah karena terkendala oleh terbatasnya SDM penaksir emas. Ada kesulitan merekrut SDM penaksir emas karena untuk penaksir itu kan harus punya keterampilan, jadi harus dididik dulu,” kata Syahril kepada Republika, Senin (22/6). Untuk itu, lanjutnya, pencarian SDM diutamaka yang pernah bekerja di toko emas, pegadaian, atau melakukan pelatihan sendiri.

Menurut Syahril, dari sekitar 133 BPRS saat ini sekitar 15 persen di antaranya telah mengembangkan layanan gadai emas syariah. (gie/Republika)

(syariahmandiri.co.id)


Leave a comment

Categories